Prosedur Pengujian Face Velocity pada Fume Hoods Menurut ANSI:ASHRAE 110-2016
by Tiara Ratnaning Pamungkas, SKM, MPH
Apa itu fume hood?
Fume hood (lemari asam) sering kali menjadi perangkat utama untuk melindungi pekerja laboratorium saat bekerja dengan bahan kimia yang mudah terbakar dan/atau beracun (OSHA, 2011). Fume hood memiliki struktur berbentuk kotak dan berfungsi untuk mengisolasi potensi sumber kontaminan udara. Gambar 1 menunjukkan komponen utama fume hood (ASHRAE, 2016).
Gambar 1. Komponen Utama Fume Hood (ASHRAE, 2016)
Bagaimana memastikan fume hood berfungsi dengan baik?
Standar laboratorium OSHA (29 CFR 1910.1450) mengharuskan fume hood dirawat dan berfungsi dengan baik saat digunakan (OSHA, 2011). Untuk memastikan fume hood berfungsi dengan baik, perlu dilakukan pengecekan rutin kinerja fume hood. Standar ANSI:ASHRAE 110-2016 menyebutkan tiga jenis metode pengecekan kinerja fume hood:
Pengujian visual aliran udara,
Pengukuran face velocity,
Pengujian dengan menggunakan tracer gas.
Untuk evaluasi kinerja fume hood secara menyeluruh, pengujian visual aliran udara dan pengukuran face velocity harus selalu mendahului pengujian menggunakan tracer gas. Pengujian visual aliran udara dan face velocity dapat dilakukan tanpa uji tracer gas sebagai kombinasi pengukuran kecepatan kuantitatif dan evaluasi kualitatif kinerja fume hood (ASHRAE, 2016). Pada newsletter kali ini, EASindo akan membahas mengenai pengukuran face velocity.
Bagaimana prosedur pengukuran face velocity?
Face velocity adalah kecepatan rata-rata udara yang bergerak tegak lurus terhadap permukaan bukaan fume hood, biasanya dinyatakan dalam meter per second (m/s) atau feet per minute (fpm) (ASHRAE, 2016). Secara umum, face velocity direkomendasikan antara 0.4 – 0.5 m/s (80 - 100 fpm) (AIHA, 2012). Di bawah ini merupakan prosedur pengukuran face velocity untuk constant air volume (CV) fume hoods. Pengukuran face velocity dilakukan pada posisi bukaan sash sesuai dengan spesifikasi desain fume hoods (ASHRAE, 2016):
Bentuk pola kisi-kisi imajiner dengan membagi desain bukaan fume hood secara merata ke dalam dimensi vertikal dan horizontal. Ruang kisi-kisi harus kurang dari 0.09 m2, dan sisi yang lebih besar dari persegi panjang kisi-kisi tidak boleh melebihi 330 mm. Pembacaan kecepatan harus dilakukan dengan thermal anemometer yang dikalibrasi dan diposisikan di tengah setiap persegi panjang kisi. Elemen sensor anemometer harus diposisikan agar sejajar dengan area fume hood sash untuk mengukur kecepatan udara yang tegak lurus dengan fume hood sash.
Anemometer harus dipasang pada penyangga yang dapat digerakkan dan tidak boleh dipegang.
Ambil dan catat dua puluh pengukuran untuk masing – masing kisi. Pengukuran diambil dengan kecepatan satu pembacaan kecepatan per detik, di pusat setiap kisi. Ulangi prosedur ini untuk setiap kisi. Hitung rata-rata dari dua puluh pembacaan untuk setiap kisi.
Berdirilah sejauh mungkin dari bukaan fume hood selama pengukuran untuk sesedikit mungkin memengaruhi aliran udara.
Rata-rata fume hood face velocity adalah rata-rata dari rata-rata face velocity setiap kisi-kisi. Selain itu, catat juga rata-rata face velocity tertinggi dan terendah dari kisi-kisi.
Perlu diperhatikan bahwa untuk pengukuran face velocity pada fume hoods dengan sistem VAV (Variable Air Volume), pembacaan kecepatan dilakukan pada tiga posisi bukaan sash: 25% sash terbuka, 50% sash terbuka, dan sash terbuka penuh. Rata-rata face velocity untuk semua posisi sash kemudian harus dibandingkan dengan spesifikasi desain.
Face velocity yang memadai memang diperlukan tetapi bukan satu-satunya kriteria untuk mencapai kinerja fume hoods yang dapat diterima dan tidak boleh digunakan sebagai satu-satunya indikator keamanan bekerja dengan menggunakan fume hoods. Jika Anda memerlukan klarifikasi atau informasi lebih lanjut mengenai pengukuran face velocity, jangan ragu untuk menghubungi kami. EASindo siap membantu Anda untuk menjawab pertanyaan apa pun yang mungkin Anda miliki tentang hal ini.
Comments