top of page

Dampak Kesehatan Akibat Iklim Kerja Panas dan Pencegahannya



Iklim kerja panas (heat stress) merupakan beban panas bersih yang dapat dialami seseorang dari gabungan kontribusi metabolisme/beban kerja, faktor lingkungan serta faktor pakaian (Australian Institute of Occupational Hygienists/AIOH). Kegiatan yang melibatkan suhu udara tinggi, kelembapan tinggi, kegiatan dengan sumber panas radiasi, kontak fisik langsung dengan benda panas, kegiatan dalam ruangan seperti pabrik atau aktivitas fisik berat dapat berkontribusi terhadap heat stress.

Perubahan dalam tubuh yang disebabkan akibat pajanan heat stress disebut heat strain. Tubuh manusia akan bertindak mempertahankan lingkungan internalnya dalam batas sempit di sekitar suhu inti tubuh kira-kira 37°C. Kegagalan mempertahankan suhu inti tubuh dalam batas ini akan mengakibatkan dampak kesehatan yang merugikan. Berikut ini faktor risiko yang dapat berkontribusi terhadap dampak kesehatan akibat pajanan heat stress atau heat related illness, yang dapat dilihat pada Gambar 1.


Gambar 1. Faktor Risiko Heat Related Illness.


Apa saja dampak kesehatan akibat heat stress?

Heat stress dapat mengakibatkan dampak kesehatan yang merugikan, antara lain:

a. Heat Stroke

Heat stoke terjadi ketika tubuh tidak mampu mengeluarkan panas secara memadai, sehingga tubuh kehilangan kemampuan untuk mengatur suhu inti tubuh. Gejalanya meliputi kebingungan, kecanggungan, bicara tidak jelas, pingsan/tidak sadar, kulit kering, keringat berlebih, kejang, dan suhu tubuh tinggi.

b. Heat Exhaustion

Sering kali merupakan awal dari serangan panas. Gejalanya meliputi sakit kepala, mual, pusing, kelelahan, lemah, haus, berkeringat banyak, mudah tersinggung, dan penurunan produksi urin.

c. Heat Cramps

Heat cramps disebabkan oleh berkurangnya kadar garam dan air dalam tubuh akibat keringat berlebih yang mengakibatkan kram atau kejang otot. Gejalanya meliputi kontraksi kejang dan nyeri pada otot sadar terutama di lengan, kaki, atau batang tubuh.

d. Heat Syncope

Biasanya terjadi setelah berdiri lama atau tiba-tiba bangkit dari posisi duduk atau terlentang. Dehidrasi dan aklimatisasi yang tidak memadai sering kali berkontribusi terjadinya heat syncope. Gejalanya meliputi sakit kepala ringan, pusing, dan pingsan.

e. Heat Rash

Heat Rash adalah iritasi kulit yang disebabkan oleh keringat berlebih. Penyakit ini diperburuk pada cuaca panas dan lembab. Heat rash sering terjadi pada leher, dada, selangkangan, ketiak, lipatan siku, dan di belakang lutut.

f. Rhabdomyolysis

Rhabdomyolysis adalah suatu kondisi medis, terkadang disebabkan oleh tekanan panas dan aktivitas fisik yang berkepanjangan. Rhabdomyolysis biasanya didiagnosis ketika dirawat di rumah sakit menggunakan tes yang mengukur peningkatan kadar protein otot yang disebut kreatin kinase dalam darah, disingkat CK atau CPK.


Apa saja gejala yang dirasakan jika mengalami dampak kesehatan heat stress?

Secara umum gejala heat stress yaitu ketidakmampuan untuk berkonsentrasi, keram otot, ruam, pingsan, kelelahan, heat stroke, dan rasa haus yang parah (severe thirst).

Satu atau lebih indikator berikut ini dapat merupakan tanda heat strain yang berlebihan, dan pajanan heat stress perlu dihentikan:

  1. Denyut jantung diatas 180 detak per menit dikurangi umur individu dalam tahun (misalnya 180 – umur), untuk individu yang kinerja jantungnya normal;

  2. Temperatur inti tubuhnya diatas 38.5°C untuk personel yang terseleksi secara medis dan sudah teraklimatisasi; atau diatas 38°C untuk pekerja yang tidak terseleksi, tidak teraklimatisasi; atau

  3. Pemulihan denyut jantung satu menit setelah beban kerja tertinggi lebih besar dari 120 bpm; atau

  4. Terdapat beberapa gejala mendadak dan serius kelelahan, muntah, pusing.

Individu dapat mempunyai risiko lebih besar lagi berkeringat banyak terus-menerus selama berjam-jam, atau penurunan berat badan selama shift lebih besar dari 1,5% berat badan, atau ekskresi natrium urin 24 jam kurang dari 50 mmol.


Bagaimana cara mengendalikan risiko heat stress?

Cara paling efektif untuk mengendalikan risiko heat stress yaitu dengan mengurangi pajanan heat stress di tempat kerja, antara lain:

1. Melakukan pengendalian pada sumber, dengan cara:

  • Menggunakan lapisan aluminium pancaran panas.

  • Isolasi peralatan panas.

  • Menggunakan kaca perak anti panas.

  • Menggunakan insulasi permukaan panas.

  • Menggunakan/meningkatkan ventilasi umum dan gunakan local exhaust ventilation di area yang menimbulkan panas.

  • Menggunakan pendingin ruangan seperti AC atau kipas angin.

2. Pengendalian administratif, dengan cara:

  • Seleksi pekerja.

  • Pelatihan pekerja.

  • Kajian mandiri / self assessment.

  • Penjadwalan kerja menjadi lebih awal atau lebih lambat.

  • Penggantian cairan dengan memberikan akses air minum agar pekerja selalu terhidrasi sebelum, selama dan setelah bekerja. Saat bekerja dengan beban kerja tinggi dalam kondisi heat stress, pekerja harus minum sekitar 250 ml setiap 15 menit.

  • Peraturan jadwal kerja/istirahat. Panjang dan frekuensi istirahat harus meningkat seiring dengan meningkatnya heat stress.

3. Gunakan APD yang dapat mengurangi tekanan panas seperti pakaian reflektif, rompi pendingin, serta gunakan tabir surya saat bekerja di luar ruangan.


Dampak kesehatan akibat heat stress akan menyebabkan masalah yang lebih serius, bahkan dapat menyebabkan kematian jika tidak dikendalikan. Jika Anda memerlukan klarifikasi atau informasi lebih lanjut mengenai pajanan heat stress di tempat kerja, jangan ragu untuk menghubungi kami. EASindo siap membantu Anda untuk menjawab pertanyaan apa pun yang mungkin Anda miliki tentang hal ini.




コメント


Featured Posts
Recent Posts
Archive
Search By Tags
Follow Us
  • Facebook Basic Square
  • Twitter Basic Square
  • Google+ Basic Square
bottom of page